"yang bisa dilakukan seorang makhluk bernama manusia terhadap mimpi-mimpi dan keyakinannya adalah mereka hanya tinggal mempercayainya…"
Berbicara tentang impian atau cita-cita, semua manusia pasti punya akan hal itu. Dari aku kecil, aku sudah mulai bercita-cita banyak hal, ingin jadi arsitek, pilot, dokter, dll. Entah kenapa aku merasa sewaktu aku kecil, aku berani bercita-cita sebanyak dan setinggi mungkin. Namun seiring usia dan juga semakin aku mengetahui fakta tentang kehidupan yang sebenarnya. Cita-cita dan impian itu perlahan luntur ditelan waktu.
Aku mulai merasa ragu akan keyakinanku itu. Aku sangat merasa tidak percaya diri akan kemampuanku disbanding teman-temanku yang lain. Akupun mulai khawatir akan masa depanku nantinya. Aku tak berani lagi bermimpi, aku mulai realistis.. bahwa kehidupan tidak seindah yang kita harapkan.
Kehidupanku semakin lama semakin kelam, setiap hari selalu merasa depresi dan putus asa, pasrah akan nasib yang kuterima. Terkadang akupun bersungut dan mengeluh kepada Tuhanku karena merasa diperlakukan tidak adil. Aku menjadi orang yang rendah diri juga penuh rasa iri hati.
Namun Tuhan itu baik dan luar biasa, ditengah keputusasaan diriku.. masih ada orang-orang yang setia menemaniku, baik dalam keluarga maupun juga teman-temanku (Thanks for all Guys!). Aku mulai sadar bahwa aku tak sendiri dalam menghadapi realitas kehidupan ini.
Lalu kemudian aku belajar kalau aku harus menjadi diri aku sendiri, bukan menyibukkan diri dengan iri akan kemampuan orang lain. Aku mungkin tidak sepintar mereka, sekaya mereka, sepopuler mereka. Tapi aku bangga akan diriku, karena Tuhan sendiri yang telah menciptakan aku, unik dan apa adanya. Memang benar.. Semua akan tambah indah kalau kita tetap menjadi diri kita sendiri, bukan orang lain.
Aku sekarang semakin berani untuk menghadapi masa depan, menatap kembali mimpi-mimpi dan impianku. Aku tidak takut lagi walau keadaan sesulit apapun. Aku mencoba untuk menintropeksi diriku agar aku menjadi lebih baik lagi, bukan hanya bisa menyalahkan keadaan. Kehidupan adalah 10% yang terjadi pada dirimu dan 90% sisanya adalah bagaimana kamu menghadapinya.
Tidak Bisa Menyerah! Kata-kata itu terus kusimpan dalam benakku dan terus kuteriakkan dalam hatiku hingga saat ini. Kata-kata ini yang terus menjadi sumber motivasiku disaatku terjatuh dan mengalami banyak kegagalan. Namun gagal bukanlah alasan untuk berhenti, melainkan pelajaran yang amat berharga yang telah Tuhan berikan.
“Our greatest glory is not in never falling… but in rising every time we fall”
Satu hal lagi yang ingin aku bagikan dari tulisan ini, bahwa kita harus Percaya akan mimpi-mimpi kita, cita-cita kita, juga keyakinan kita. Letakkan semuanya itu tepat didepan kening kita, tidak menempel.. tapi biarkan dia..
Menggantung.. Mengambang.. 5 Centimeter.. di depan kening kita…
Dan setelah itu yang kita perlu hanya kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas. Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa.
Aku terus memegang prinsip itu, dan aku akan terus berjuang menghadapi hidup ini dengan penuh semangat dan rasa bersyukur. Terima kasih kuucapkan untuk keluargaku, teman-temanku, dan para pembaca sekalian. Semoga tulisan ini bermanfaat buat teman-teman semuanya.
Tuhan memberkati
Inspired by: 5Cm’s Novel (Donny Dhirgantoro)
5 Cm
Diposkan oleh
Rico Hermanto
Sunday, September 20, 2009
4 komentar:
...juga berusaha mewujudkannya Kawan....
nicepost...
SAlam Peratau™
hho thanks.. =)
andai aj g mampu kayak gitu co...
mampu koq..
asal kita percaya.. =)
Post a Comment